Temuan ini didapat oleh sukarelawan asal Amerika, Kian Jek (San Francisco) dan Robert Gagliano (Arizona) yang menggunakan laman Planethunters.org bersama dengan tim dari Inggris dan Amerika, yang kemudian observasi selanjutnya dilakukan oleh Keck Observatory.
Lokasi planet yang diberi nama PH1 (sesuai dengan laman Planet Hunters) ini berada di 5.000 tahun cahaya dari bumi.
Mulanya dikira hanya sebuah gas raksasa yang memiliki luas 6 kali luas Bumi.
Suatu keajaiban lain alam semesta, di mana pergerakan planet PH1 stabil pada orbitnya. Bila dibandingkan dengan sistem tata surya Bimasakti (hanya memiliki satu matahari), ini sangat luar biasa.
PH1 menghabiskan 138 hari untuk menyelesaikan satu orbit memutari kedua pasangan mataharinya yang memiliki masa sekitar 1,5 dan 0,41 lebih berat dari matahari bumi. Matahari PH1 saling mengitari setiap 20 hari sekali.
Jika Anda berharap mendapatkan sunset 4 matahari di PH1 rasanya tidak mungkin. Para ahli memperkirakan temperatur PH1 berada di kisaran 251 derajat celcius hingga 340 derajat celcius.
"Meskipun PH1 merupakan planet raksasa, dan ada kemungkinan ada bebatuan di sana, tapi permukaannya terlalu panas untuk keberadaan air," ujar Meg Schwamb dari Universitas Yale dan koleganya menulis dalam artikel penelitian mereka, seperti dilansir dari huffingtonpost, Senin (15/10).